Mengenal Penggunaan Primbon untuk Masyarakat Jawa: Warisan Budaya yang Sarat Makna

Primbon, kitab warisan leluhur, memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Jawa. Lebih dari sekadar ramalan, Primbon merupakan panduan hidup yang sarat dengan kearifan lokal.

Fungsi dan Peran Primbon

Primbon digunakan untuk berbagai aspek kehidupan, antara lain:

  • Penentuan Hari Baik: Masyarakat Jawa sering menggunakan Primbon untuk menentukan hari baik dalam berbagai acara penting, seperti pernikahan, membangun rumah, atau memulai usaha.
  • Peramalan Watak dan Nasib: Primbon juga digunakan untuk meramal watak dan nasib seseorang berdasarkan hari kelahirannya (weton).
  • Pengobatan Tradisional: Beberapa Primbon memuat informasi tentang pengobatan tradisional dan mantra-mantra penyembuhan.
  • Panduan Hidup: Primbon menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mencakup berbagai aspek seperti etika, moral, dan spiritualitas.

Konsep Dasar Primbon

Primbon didasarkan pada perhitungan kompleks yang melibatkan berbagai unsur, seperti:

  • Weton: Kombinasi hari dan pasaran Jawa.
  • Neptu: Nilai numerik dari hari dan pasaran.
  • Pranata Mangsa: Pembagian musim dalam penanggalan Jawa.

Primbon di Era Modern

Meskipun zaman terus berkembang, Primbon masih relevan bagi sebagian masyarakat Jawa. Primbon dianggap sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan.

Pentingnya Pelestarian Primbon

Melestarikan Primbon berarti menjaga kearifan lokal dan identitas budaya Jawa. Primbon mengandung nilai-nilai luhur yang dapat menjadi pedoman hidup di era modern.

Di era digital, Primbon dapat diakses melalui berbagai aplikasi dan situs web. Namun, penting untuk memilih sumber yang terpercaya dan memahami konteks budaya yang mendasarinya. Primbon tidak hanya sekadar ramalan, tetapi juga mencerminkan pandangan dunia masyarakat Jawa tentang hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan.

Masyarakat Jawa percaya bahwa segala sesuatu di alam semesta memiliki hubungan yang saling berkaitan. Primbon menjadi sarana untuk memahami hubungan tersebut dan menjalani kehidupan yang harmonis. Meskipun demikian, penggunaan Primbon tidak boleh menggantikan akal sehat dan usaha manusia. Primbon sebaiknya digunakan sebagai panduan, bukan sebagai penentu tunggal nasib seseorang.

Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca tentang kejadian dan pengetahuan tentang sekitar Jawa Timur serta Indonesia, terimakasih !

Tragis! Sering Dibully, Siswa SMA di Surabaya Alami Depresi Berat Hingga Siswa Masuk RSJ

Kabar memprihatinkan datang dari Surabaya, di mana seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) akibat depresi berat yang dialaminya. Kondisi mental siswa yang diketahui bernama Kevin (16 tahun), siswa kelas XI di salah satu SMA negeri di Surabaya Pusat, memburuk setelah menjadi korban bullying atau perundungan yang terjadi berulang kali di lingkungan sekolah. Kasus siswa masuk RSJ ini menjadi sorotan tajam akan dampak negatif bullying terhadap kesehatan mental remaja.

Menurut keterangan dari pihak keluarga yang didampingi oleh Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Surabaya, Kevin telah menjadi korban bullying oleh sekelompok teman sekelasnya selama beberapa bulan terakhir. Bentuk bullying yang dialaminya beragam, mulai dari ejekan verbal, pengucilan, hingga intimidasi fisik ringan. Pihak sekolah, menurut keluarga, terkesan kurang responsif terhadap laporan bullying yang telah disampaikan sebelumnya. Akibat tekanan psikologis yang berat dan berlangsung lama, kondisi mental Kevin terus menurun hingga akhirnya mengalami depresi berat dan harus siswa masuk RSJ untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Ketua KPAD Surabaya, Ibu Puji Astuti, S.Psi., saat memberikan keterangan pers di RSJ Menur Surabaya pada Senin sore, 14 April 2025, menyatakan keprihatinannya atas kasus siswa masuk RSJ ini. “Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Bullying bukan hanya sekadar candaan, tetapi dapat memberikan dampak yang sangat serius terhadap kesehatan mental korban, bahkan hingga menyebabkan depresi berat dan memerlukan perawatan di RSJ seperti yang dialami Kevin. Ini adalah bukti nyata betapa berbahayanya bullying jika tidak ditangani dengan serius,” ujar Ibu Puji Astuti.

Pihak KPAD Surabaya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan pihak sekolah terkait untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap kasus bullying yang dialami Kevin. Mereka juga akan mendesak pihak sekolah untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan bullying di lingkungan sekolah agar kasus serupa tidak terulang kembali. Selain itu, KPAD Surabaya juga menekankan pentingnya peran aktif orang tua dan guru dalam mengawasi dan memberikan dukungan emosional kepada anak-anak dan remaja.

Kasus siswa masuk RSJ akibat bullying ini menjadi alarm bagi seluruh pihak terkait, mulai dari keluarga, sekolah, hingga pemerintah daerah, untuk lebih serius dalam menangani isu bullying. Perlu adanya upaya sistematis dan terpadu untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk perundungan. Pihak kepolisian juga diharapkan dapat menindak tegas pelaku bullying sesuai dengan hukum yang berlaku, terutama jika tindakan tersebut menyebabkan dampak fisik dan psikologis yang serius pada korban.