Tragis, Mobil Hilang Kendali dan Terjun Kejurang Sedalam 50 Meter di Jepara

Sebuah kecelakaan tunggal yang tragis terjadi di wilayah Jepara, Jawa Tengah, pada hari Minggu, 11 Mei 2025, sekitar pukul 16.00 WIB. Sebuah mobil pribadi dilaporkan hilang kendali dan terjun kejurang dengan kedalaman mencapai 50 meter di kawasan perbukitan Desa Balong, Kecamatan Kembang. Insiden nahas ini mengakibatkan sejumlah penumpang mengalami luka-luka serius dan memerlukan evakuasi yang sulit.

Menurut keterangan saksi mata di lokasi kejadian, mobil yang berpenumpang empat orang tersebut diduga melaju dengan kecepatan tinggi saat melintasi jalan yang menikung tajam dan menurun. Diduga pengemudi kehilangan kendali sehingga mobil oleng dan akhirnya terjun kejurang. “Saya dengar suara benturan keras sekali, pas saya lihat, mobilnya sudah di bawah jurang,” ujar seorang warga sekitar, Bapak Sutrisno, yang membantu proses evakuasi.

Kapolsek Kembang, AKP Bambang Santoso, yang memimpin langsung proses evakuasi di lokasi kejadian membenarkan adanya insiden mobil terjun kejurang tersebut. “Kami menerima laporan dari warga dan segera menuju lokasi. Proses evakuasi berjalan cukup sulit karena kondisi medan yang terjal dan kedalaman jurang yang lumayan dalam,” jelas AKP Bambang. Pihak kepolisian dibantu oleh tim SAR gabungan dan warga setempat berjibaku untuk mengeluarkan para korban dari dalam mobil yang रिंगsek.

Data sementara dari pihak kepolisian dan tim medis di lapangan mencatat bahwa empat orang berada di dalam mobil nahas tersebut. Dua orang mengalami luka berat dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kartini Jepara untuk mendapatkan penanganan medis intensif. Sementara itu, dua korban lainnya mengalami luka ringan dan mendapatkan perawatan di puskesmas terdekat. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan mobil terjun kejurang ini. Dugaan sementara mengarah pada kelalaian pengemudi atau adanya সমস্যা teknis pada kendaraan.

Kondisi mobil yang terjun kejurang tersebut mengalami kerusakan parah. Proses evakuasi mobil dari dasar jurang diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama mengingat medan yang sulit dijangkau. Kecelakaan ini menjadi pengingat bagi para pengendara untuk selalu berhati-hati dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas, terutama saat melintasi jalan dengan kondisi yang rawan seperti jalan menurun dan menikung di area perbukitan. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam berkendara.

Polresta Banyuwangi Tegas Ajak Masyarakat Tolak Premanisme Berkedok Ormas

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyuwangi mengambil langkah tegas dengan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menolak premanisme yang seringkali berlindung di balik kedok organisasi masyarakat (ormas). Ajakan ini merupakan respons proaktif Polresta Banyuwangi dalam menciptakan lingkungan yang aman, kondusif, dan bebas dari praktik-praktik premanisme yang meresahkan serta merugikan masyarakat. Sinergi antara kepolisian dan warga diharapkan dapat mempersempit ruang gerak oknum-oknum yang memanfaatkan ormas untuk melakukan tindakan kriminal.

Kapolresta Banyuwangi menyampaikan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir segala bentuk premanisme, termasuk yang bersembunyi di balik atribut atau nama organisasi masyarakat. Praktik-praktik seperti pemerasan, intimidasi, pungutan liar, dan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum-oknum preman berkedok ormas sangat merugikan masyarakat dan mencoreng citra organisasi masyarakat yang memiliki tujuan positif. Oleh karena itu, dukungan penuh dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberantas premanisme hingga ke akar-akarnya.

Polresta Banyuwangi mengimbau masyarakat untuk tidak takut melaporkan segala bentuk indikasi atau tindakan premanisme yang mereka saksikan atau alami. Kerahasiaan pelapor akan dijamin dan setiap laporan akan ditindaklanjuti secara profesional sesuai dengan hukum yang berlaku. Keberanian masyarakat untukSpeak Up merupakan kunci penting dalam memberantas premanisme yang selama ini mungkin beroperasi secara tersembunyi karena rasa takut korban atau saksi.

Selain mengajak masyarakat untuk melapor, Polresta Banyuwangi juga akan meningkatkan kegiatan preventif seperti patroli rutin dan operasi penertiban terhadap kelompok-kelompok yang terindikasi melakukan praktik premanisme. Pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat untuk membangun kesepahaman dan sinergi dalam upaya menciptakan lingkungan yang bebas dari premanisme. Edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya premanisme dan pentingnya menolaknya juga akan terus digalakkan Polresta Banyuwangi berharap ajakan ini dapat membangkitkan kesadaran dan keberanian masyarakat untuk bersama-sama melawan premanisme berkedok ormas. Dengan penolakan yangSolid dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan ruang gerak para pelaku premanisme akan semakin sempit dan Banyuwangi dapat menjadi wilayah yang lebih aman, nyaman, dan berkeadilan bagi semua warganya. Mari bergandengan tangan menolak premanisme demi Banyuwangi yang lebih baik.Sumber dan konten terkait.