Joko Kendil, seorang pria yang lakukan perjalanan viral di media sosial karena pengakuannya berjalan tanpa alas kaki dan menunggangi “macan putih“, telah mencapai titik penting. Ia tiba di Makam Sunan Drajat, salah satu tokoh Walisongo yang dihormati di Jawa Timur. Kedatangan Joko Kendil di makam tersebut menarik perhatian banyak peziarah dan warga sekitar.
Perjalanan Spiritual yang Penuh Misteri
Joko Kendil memulai perjalanannya dari Grobogan, Jawa Tengah, dengan tujuan yang tidak diketahui secara pasti. Ia mengaku berjalan tanpa alas kaki dan menunggangi “macan putih” yang tak kasat mata. Perjalanannya ini menarik perhatian banyak orang, baik yang percaya maupun yang skeptis.
Tiba di Makam Sunan Drajat
Setelah menempuh perjalanan yang panjang, Joko Kendil akhirnya tiba di Makam Sunan Drajat di Lamongan, Jawa Timur. Kedatangannya disambut oleh para peziarah dan warga sekitar yang penasaran dengan sosoknya. Ia kemudian berziarah ke makam Sunan Drajat dan bermalam di sana.
Reaksi Masyarakat
Kedatangan Joko Kendil di Makam Sunan Drajat menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Ada yang percaya bahwa ia adalah seorang wali atau orang yang memiliki kekuatan spiritual. Ada pula yang menganggapnya sebagai orang dengan gangguan mental. Namun, banyak juga yang menghormati perjalanannya sebagai bentuk penghormatan kepada Sunan Drajat.
Pesan yang Disampaikan
Terlepas dari kontroversi yang menyertainya, perjalanan Joko Kendil dapat dilihat sebagai sebuah pesan tentang pentingnya menghormati leluhur dan menjaga tradisi. Kedatangannya di Makam Sunan Drajat juga menjadi pengingat akan pentingnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan.
Perjalanan Selanjutnya
Setelah berziarah di Makam Sunan Drajat, Joko Kendil melanjutkan perjalanannya. Tujuan selanjutnya masih belum diketahui, namun ia dikabarkan akan menuju ke arah timur. Perjalanannya ini terus menarik perhatian masyarakat dan media.
Kesimpulan
Perjalanan Joko Kendil hingga ke Makam Sunan Drajat adalah sebuah fenomena yang menarik perhatian banyak orang. Terlepas dari kontroversi yang menyertainya, perjalanannya ini dapat dilihat sebagai sebuah pesan tentang pentingnya nilai-nilai spiritual dan penghormatan kepada leluhur.